Monday, June 28, 2010

Ajang Pembuktian, Siapa Perkasa?


Uruguay dan Korea Selatan (Korsel) bakal menjadikan laga 16 besar, Sabtu (26/6), sebagai pembuktian posisi mereka di persepakbolaan dunia setelah dalam sepuluh tahun terakhir terus menjadi kekuatan medioker di turnamen sepak bola terakbar sejagat itu.
Tidak ada yang mendudukan juara Grup A Uruguay atau Korsel yang menjadi runner-up Grup B Korsel, bakal jauh melangkah di Piala Dunia Afsel. Tetapi kedua tim ternyata mampu melewati penyisihan grup dan secara mengejutkan bermain apik untuk meraih posisi seperti saat ini. Dan bisa tampil di perempat final bakal menjadi pencapaian yang mengejutkan bagi kedua tim.
Jika juara dunia seperti Brasil, Jerman, Argentina, dan Italia terus menjadi kekuatan dunia, berbeda halnya dengan Uruguay yang menyandang dua kali juara dunia. Mereka tidak pernah menyentuh babak perempat final, semenjak Piala Dunia 1970 ketika mereka tampil hingga semifinal.
Seperti juga Uruguay, Korsel telah 11 kali tampil di ajang Piala Dunia. Tetapi mereka baru sekali mampu melewati babak penyisihan grup. Itupun diraih ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002, ketika melaju hingga semifinal.
Korsel pada setiap penampilannya di Piala Dunia selalu berpikir mengenai satu pertandingan yang bakal dihadapi, dan tidak ingin melihat peluang melaju. Tetapi di bawah kepelatihan Huh Jung-moo, Korsel sudah berani menyatakan mereka membidik lolos ke babak kedua. Target itu kini telah tercapai.
"Saya tahu, pemain belum puas dengan hanya mencapai babak 16 besar dan kami akan bekerja keras untuk bisa mencapai semifinal," tandas mantan pilar pertahanan Korsel di Piala Dunia 1986 Meksiko itu. "Pemain saya kini membidik target yang paling tinggi," tandasnya.
Penampilan Korsel selalu penuh energi dengan serangan yang tiada henti, keberanian melakukan serangan balik, serta kemapanan fisik sepanjang pertandingan. Tetapi, kebobolan enam gol di dua laga terakhir menunjukkan kerapuhan permainan mereka.
Kondisi itu sangat kontras dengan Uruguay. Tim asuhan Oscar Tabarez itu hanya sekali kebobolan dan menjadi favorit untuk memenangi duel 16 besar yang dilangsungkan di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth. Keyakinan setelah mereka dua kali menang dan sekali seri, membuat kukuh memuncaki klasemen akhir Grup A. Posisi juara grup pertama bagi Uruguay, semenjak Piala Dunia 1950 ketika mereka menjadi juara.
Uruguay dipastikan tetap mempertahankan tim terkuat, dengan mengandalkan Diego Forlan sebagai bomber utama. Tetapi, pemain yang merumput di klub Atletico Madrid itu lebih berperan sebagai penyerang lubang, berada di belakang duo serang Luis Suarez dan Edinson Cavani. Kombinasi tiga penyerang yang bakal menguji ketahanan lini belakang Korsel.
Gelandang Diego Perez menyatakan, mereka bakal fokus memperbaiki serangan yang langsung mematikan serta memperkukuh lini belakang. Itu mengantisipasi kemampuan Korsel yang mengandalkan serangan cepat ketika mereka menguasai bola.
"Kami sadar, kami tidak boleh memberikan mereka keuntungan sedikitpun sepanjang pertandingan. Kami mengetahui batasan kemampuan. Kami memiliki pertahanan solid, dan kami bisa menyerang dengan baik," tandas Perez.
"Sudah lama sekali kami bisa mencapai kondisi seperti ini. Kami mengerti, perjalanan cukup bagus. Kami harus menikmatinya," tambah Perez lagi. (fuad)

No comments:

DbClix
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.
Photobucket
readbud - get paid to read and rate articles

Related Websites

Iklan Sponsor

Photobucket

Masukkan Code ini K1-D57B6F-E
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Join Here..!!!

Join

This is my Blog

Join

Join

Kumpulblogger

Recent Post

Recent Comment